makalah dasar dan ciri kurikulum PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah yang bukan hanya
meliputi semua kegiatan yang direncanakan, melainkan juga peristiwa-peristiwa
yang terjadi dibawah pengawasan sekolah. Semua itu digunakan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta
didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang
masing-masing satuan pendidikan. Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu
ditambahkan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan nasional dan
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan undang Undang Dasar 1945. Dan
dalam makalah inilah akan di bahas tentang dasar kurikulum PAI ciri kurikulum
PAI dan pengembangannya dari berbagai aspek.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
diambil rumusan masalah yang akan menjadi pembahasan makalah ini, yaitu:
1. Apa dasar kurikulum
kurikulum pendidikan Islam ?
2. Apa saja ciri-ciri
kurikulum pendidikan Islam?
3. Apa saja aspek pengembangan kurikulum pendidikan Islam ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui dasar kurikulum
pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui
ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui aspek pengembangan kurikulum pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Dalam pengembangan kurikulum PAI diperlukan dasar atau landasan yang kuat.
Apabila proses pengembanganya secara acak-acakan dan tidak memiliki landasan
yang kuat, maka output pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin
kualitasnya. Landasan Pengembangan kurikulum PAI, pada hakikatnya adalah
faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para pengembang
kurikulum ketika hendak mengembangkan atau merencanakan suatu kurikulum
lembaga pendidikan.[1]
Asas-asas utama dalam pengembangan kurikulum PAI yaitu asas teologis,
filosofis, psikologis, sosiokultural, ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Landasan Teologis
Dasar teologis, adalah dasar yang ditetapkan nialai-nilai ilahi yang
terdapat pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan nilai yang kebenarannya
mutlak dan universal.
Prinsip dalam pendidikan Islam tentang penyusunan kurikulum menghendaki
keterkaitannya dengan sumber pokok agama yaitu al-Qur’an dan Hadis. Prinsip
yang ditetapkan Allah dan diperintahkan Rasulullah berikut ini dapat dijadikan
pegangan dasar kurikulum tersebut:
a. Carilah segala apa yang telah dikaruniakan Allah
kepadamu mengenai kehidupan di akhirat dan janganlah kamu melupakan nasib
hidupmu di dunia dan berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu.
(Al-Qisas : 77)
b. Sabda Rasulullah :
Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmunya dan
barang siapa menghendaki akhirat (kebahagiaan hidup di akhirat) hendaklah ia
menguasai ilmunya, dan barangsiapa menghendaki keduanya, maka hendaklah ia
menguasai ilmu keduanya. (Hadist Nabi)
Dari dasar-dasar kurikulum tersebut diaplikasikan dalam kurikulum
pendidikan formal yang terdapat pada kurikulum pendidikan agama Islam. Merujuk
kurikulum pendidikan formal yang terdapat di sekolah dan madrasah di Indonesia,
maka batasan atau konsep kurikulum mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Sistem Pendidikan Nasional.
Dasar kurikulum secara umum dapat ditarik secara khusus ke dalam kurikulum
Pendidikan Agama Islam yang tentunya al-Qur’an sebagai dasar pokoknya.
Dalam mengembangkan kurikulum sebaiknya
berlandaskan pada Pancasila terutama sila ke satu “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Di
Indonesia menyatakan bahwa kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing individu. Dalam
kehidupan, dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk-pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda,
sehingga dapat terbina kehidupan yang rukun dan damai.[2]
2. Landasan Filosofis
Pandangan filsafat sangat erat dibutuhkan dalam pendidikan, tetutama dalam
menentukan arah dan tujuan pendidikan.[3] Pandangan yang dianut oleh suatau
bangsa/ kelompok masyarakat tertentu atau perseorangan akan sangat mempengaruhi
tujuan pendidikan yang ingin dicapai, sedangkan pendidkan sendiri pada dasarnya
merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
Tujuan pendidikan memuat pertanyaan-petanyaan mengenai berbagai kemanpuan yang
diharapkan dapat dimiliki peserta didik selaras dengan sistem nilai dan
falsafah yang dianutnya. Dengan demimkian suatu komunitas akan memiliki
keterkaitan sangat erat dengan rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya.
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai dan cita-cita masyarakat,
sehingga ketika filsafat itu menjadi landasan pendidikan maka akan tergambarkan
manusia ideal yang diharapkan, karena filsafat pendidikan itu merupakan
pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal,
yakni: cita-cita masyarakat dan kebutuhan peserta didik.[4]
Berkaitan dengan tujuan pendidikan, terdapat beberapa pendapat yang bisa
dijadikan sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan. Herbert Spencer
menggungkapkan lima kajian dalam merumuskan tujuan pendidikan, yakni:[5]
a. Self Preservation, yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan kelangsungan hidup, individu harus dapat menjaga
kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah penyakit, dan hidup secara
teratur.
b. Securing the necessities of life, yaitu individu harus sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhaan
hidup dengan melakuakan suatu pekerjaan.
c. Rearing of family, yiatu individu
harus mampu bertanggung jawab atas pendidikan anak dan kesejahtreraan
keluarganya.
d. Maintaining proper sosial end political relatioships, yaitu setiap individu adalah
makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat dan negara, dalam artian
harus bisa memelihara hubungan baik dan memenuhi kewajiban.
e. Enjoiying leisure time, yaitu individu harus sanggup memanfaatkan waktu senggangnya dengan
memilih kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menambah kenikmatan dan gairah
hidup.
3. Landasan Psikologis
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia, dalam proses
pendidikan itu terjadi interaksi antara peserta didik dengan guru, dan
lingkungannya. Di harapkan pendidikan mampu membawa perubahan perilaku siswa
menuju kedewasaan. Yang dimaksud dengan landasan psikologi supaya memperhatikan
dari sisi perkembangan jiwa manusia. Sementara itu psikologi adalah
ilmu yang memepelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah suatu
upaya menentukan program pendidikan untuk merubah perilaku manusia.
Dasar psikologi ini dipahami bahwa dalam mengembangkan kurikulum diperlukan
pertimbangan yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan peserta didik (basic
human needs). Pada landasan psikologi dibagi menjadi 2 cabang
psikologi: (a) Psikologi perkembangan , (b) psikologi pembelajaran.
4. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju
manusia yang berbudaya. Pendidikan merupakan proses sosialisasi dan pewarisan
budaya dari generasi ke generasi selanjutnya dalam upaya meningkatkan harkat
dan martabat manusia, baik sebagai individu, kelompok masyarakat, maupun dalam
konteks yang lebih luas yaitu budaya bangsa. Oleh karena itu anak didik
dihadapkan pada budaya, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya.
Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan mengembangkan
daya cipta, karsa, dan rasa manusia menuju ke peradaban manusia yang lebih luas
dan tinggi, yaitu manusia yang berbudaya. Semakin meningkatnya perkembangan
sosial budaya manusia, akan menjadikan tuntutan hidup manusia semakin tinggi
pula, untuk itu di perlukan kesiapan lembaga pendidikan dalam menjawab segala
tantangan yang di akibatkan perkembangan kebudayaan tersebut. Oleh karena itu,
sebagai antisipasinya lembaga pendidikan harus menyiapkan anak didik untuk
hidup secara wajar sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakatnya,
untuk itu diperlukan inovasi-inovasi pendidikan terutama menyangkut kurikulum.[6]
Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini,
dan bahkan harus dipersiapkan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal
terjadi, dan hal ini juga menjadi tugas dari seorang guru untuk dapat membina
dan melaksanakan kurikulum, agar apa yang diberikan kepada anak didiknya
berguna dan relevan dengan kehidupan dalam masyarakat.[7]
5. Landasan Teknologis
Teknologi pada
hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan (technology is application
of science). Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan budaya
manusia. Salah satu indikator kemajuan peradaban manusia dapat diukur dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi banyak digunakan dalam
berbagai bidang kehidupan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu kondisi
yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia. Produk
teknologi tidak selalu berbentuk fisik, seperti komputer, televisi, radio, dan
lain sebagainya, tetapi ada juga non fisik, seperti prosedur pembelajaran,
sistem evaluasi, teknik mengajar dan sebagainya. Produk teknologi tersebut
banyak digunakan dalam pendidikan sehingga memberikan pengaruh yang sangat
signifikan terhadap proses dan hasil pendidikan.[8]
B. CIRI-CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Kurikulum Pendidikan
Islam tidak akan terlepas dari asas Islam itu sendiri yakni Al-Qur`an dan
Al-Hadits, maka ciri utama yang bisa diketahui adalah mencantumkan Al-Qur`an
dan Al-Hadits sebagai sumber utama. ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam
menurut Al-Syaibani, yaitu:
1. Kurikulum pendidikan
Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak. Agama dan akhlak itu
harus diambil dari Al-Qur`an dan Al-Hadit serat contoh-contoh dari tokoh
terdahulu yang saleh.
2. Kurikulum pendidikan
Islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu
aspek jasmani, akal dan rohani. Untuk pengembangan menyeluruh ini
kurikulum harus berisi mata pelajaran yang banyak, sesuai dengan tujuan
pembinaan setiap aspek itu. Oleh karena itu, di perguruan tinggi diajarkan mata
pelajaran seperti ilmu-ilmu Al-Qur`an termasuk tafsir dan qiro`ah serta mata
pelajaran lainnya.
3. Kurikulum pendidikan
Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat,
jasmani, akal dan rohani manusia.
4. Kurikulum pendidikan
Islam memperhatikan juga seni halus seperti ukir, pahat, tulis-indah, gambar
dan sejenisnya. Selain itu, memperhatikan juga pendidikan jasmani, latihan
militer, teknik, keterampilan dan bahasa asing sekalipun semuanya ini diberikan
kepada perseorangan secara efektif berdasar bakat, minat dan kebutuhan.
5. Kurikulum pendidikan
Islam mempertimbangkan perbedaan kebudayaan yang sering terdapat di tengah
manusia karena perbedaan tempat dan juga perbedaan zaman. Kurikulum dirancang
sesuai dengan kebudayaan itu.
Adapun ciri-ciri khusus
kurikulum pendidikan Islam, yaitu:
1) Dalam kurikulum pendidikan Islam, tujuan utamanya adalah pembinaan anak
didik untuk bertauhid. Oleh karena itu, semua sumber yang dirunut berasal dari
ajaran Islam;
2) Kurikulum harus disesuaikan dengan fitrah manusia, sebagai makhluk yang
memiliki keyakinan kepada Tuhan;
3) Kurikulum yang disajikan merupakan hasil pengujian materi dengan landasan
Al-Qur`an dan Al-Hadits;
4) Mengarahkan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan akliah peserta
didik serta keterampilan yang akan diterapkan dalam kehidupan konkret;
5) Pembinaan akhlak peserta didik, sehingga pergaulannya tidak keluar dari
tuntunan Islam; dan
6) Tidak ada kadaluarsa kurikulum karena ciri khas kurikulum Islam senantiasa
relevan dengan perkembangan zaman bahkan menjadi filter kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya didalam kehidupan masyarakat.[9]
Beberapa ciri-ciri
kurikulum pendidikan Islam yang telah disebutkan di atas, dapat dipahami bahwa
kurikulum pendidikan Islam menekankan aspek spiritual tinggi dan akhlak yang
mulia.
C. PENGEMBANGAN KURIKULUM DARI BERBAGAI ASPEK
1.
Aspek Materi
Diantara prinsip
pengembangan kurikulum ada prinsip relevansi yang harus menjadi pertimbangan
bagi penentuan suatu materi. Agar materi yang diberikan bermanfaat bagi
kehidupan anak didik, hendaknya materi tersebut harus sesuai dengan tuntutan
zaman, kesempurnaan jiwa anak didik tanpa melupakan esensi ajaran Islam itu
sendiri.
2.
Aspek Tujuan
Dalam prinsip
pengembangan kurikulum hal ini sangat berkaitan dengan prinsip efektifitas.
Dengan semakin banyaknya tujuan yang harus dicapai, akan mendorong efektifitas
proses yang akan dilaksanakan. Sebagai suatu rancangan, tentu ada rencana yang
dapat tercapai. Dan sebaiknya tujuan yang akan dicapai harus jelas dan memang
benar-benar sesuai dengan segala komponen yang berpengaruh terhadap pendidikan
itu sendiri. Jangan sampai apa yang diajarkan dan proses pelaksanaannya sangat
berbeda dengan tujuan yang diharapkan.
3.
Aspek Lembaga
Banyak orang
beranggapan bahwa mengelola lembaga pendidikan agama tidak perlu mendapat
perhatian dan penanganan khusus. Karena out-put-nya kurang dapat
diandalkan untuk berkompetensi dalam masyarakat jika dibanding out-put lembaga
pendidikan lain. Secara administratif, lembaga pendidikan Islam yang
benar-benar menerapkan manajemen pendidikan dengan baik sangat jarang sekali.
Salah satu hal yang sangat berkaitan dengan lembaga pendidikan adalah
lingkungan pendidikan yang menjadi salah satu sarana seorang anak dapat
memperoleh pendidikan dengan baik.[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dasar / landasan kurikulum pendidikan islam antara lain :
a. Landasan teologis
b. Landasan filosofis
c. Landasan psikologis
d. Landasan sosiologis
e. Landasan teknologis
2. Ciri-ciri kurikulum
pendidikan islam yaitu :
a. Kurikulum pendidikan islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan
akhlak.
b. Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh
aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani.
c. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan
masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
d. Kurikulum pendidikan islam memperhatikan juga seni halus seperti ukir,
pahat, tulis-indah, gambar dan sejenisnya.
e. Kurikulum pendidikan islam mempertimbangkan perbedaan kebudayaan yang
sering terdapat di tengah manusia karena perbedaan tempat dan juga perbedaan
zaman.
3. Pengembangan kurikulum dari berbagai aspek
meliputi :
a. aspek materi
b. aspek tujuan
c. aspek lembaga
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers), Cet I.
Arifin, Zainal, 2011. Konsep
dan Model Pembangunan kurikulum,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam Bandung: Pustaka Setia. Jilid II.
Hamalik, Oemar, 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.
(Bandung: Remaja Rosdakarya).
Nurdin, Syafruddin, 2005.
Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta:QuantumTeaching).
Nasution, S. 2009. Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara).
Nasution, S. 2009. Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara).
[3] Syafruddin Nurdin, Guru
Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching,
2005), h. 34
[7] Ibid, hal. 41
[8] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pembangunan Kurikulum, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 76
[9] Hasan Basri dan Beni
Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), Jilid
II, hlm. 182.
[10] Armai Arief, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet I,
hal. 35.
Komentar
Posting Komentar